Weleh, setelah kemaren si Mbah bersabda dan menegaskan keinginannya untuk tinggal dan tidak mau mengungsi dari rumahnya yg berjarak 4 M dari puncak gunung merapi akhirnya harus menerima kenyataan dengan tewas tepat di dapur rumahnya. Merapi nggak pilih - pilih terhadap korbannya, buktinya Mbah Maridjan yg setia selalu menjaga Merapi selama ini harus ikut tewas juga dalam kepulan asap panas (wedus gembel) yg terjadi pada sore 26/10/2010.
Well, kita harapkan semua yg terbaik untuk si Mbah yg bertahan dengan prinsipnya sampai akhir khayatnya. Lahir dengan Merapi dan mati dengan Merapi pula. Selamat jalan Mbah Maridjan.
[foto diambil dari BBCindonesia]
0 komentar:
Posting Komentar
Comment it's like indicating you were alive, on the web at least!